Bayangkan memakan aneka gorengan disertai cabe rawit yang semakin membuat lezat rasanya. Hmmm siapa sih yang tidak suka dengan tahu goreng, tempe goreng dan kawan-kawannya? Bicara tentang cemilan rakyat ini, ada banyak mitos yang dianggap sebagai fakta. Memakan gorengan bisa membuat batuk dan lain sebagainya. Apa semua itu benar? Mari kita ulas 4 mitos tentang gorengan dibawah ini.
Batuk atau tidaknya seseorang akibat gorengan sebenarnya bukan dikarenakan makanan tersebut tetapi lebih kepada minyak yang digunakan. Ketika Anda membeli gorengan di pinggir jalan, kompor gas yang terus menyala itu biasanya disertai dengan minyak yang sudah menghitam warnanya. Hal ini perlu dicurigai karena itu artinya si penjual tidak mengganti minyak goreng yang sudah dipakai berkali-kali.
Menurut ahli, lemak trans bisa terbentuk akibat struktur minyak yang berubah. Alhasil kolesterol pun naik. Jadi mulai sekarang, lihat dulu warna minyak yang ada di wajan penjual, ya! Atau kalau ingin lebih sehat, Anda bisa membuat gorengan sendiri di rumah yang pasti tidak kalah lezat.
Tidak semua minyak zaitun yang ada dipasaran bisa digunakan untuk memasak/ menggoreng. Extra Virgin Olive Oil baiknya digunakan untuk salad dressing dan tidak disarankan untuk menggoreng karena titik didihnya rendah. Dikutip dari Kompas Lifestyle, minyak zaitun berjenis Light cocok untuk digunakan memasak karena memiliki titik didih tinggi. Menurut World’s Healthiest Food, memanaskan minyak zaitun dengan kompor gas tidak boleh melebihi 121 derajat Celcius.
Gorengan tidak selalu buruk namun teknik memasak yang salah dapat berdampak buruk bagi tubuh. Menurut Halo Sehat, hal ini bisa terjadi apabila gorengan yang masih panas langsung dimasukkan ke dalam kantung plastik. Zat-zat berbahaya seperti karsinogenik akan terurai dan yang memicu kanker. Selain itu, membungkus dengan kertas koran juga akan mencemari gorengan dengan tinta yang menempel.
Tidak hanya itu, memakan kentang goreng dalam frekuensi yang banyak juga akan memicu sel kanker untuk berkembang. Dikutip dari CNN, saat ini di dunia terjadi peningkatan konsumsi kentang goreng dan kematian akibat mengkonsumsi makanan yang digoreng dapat meningkatkan peluang kematian seseorang terlebih jika tidak disertai olahraga teratur.
Para peneliti menyarankan untuk mengurangi konsumsi gorengan dan beralih ke makanan yang direbus atau dikukus. Mereka juga tidak menganjurkan makanan yang dipanggang hingga muncul permukaan hitam yang terjadi akibat proses kimiawi saat dipanaskan dengan suhu tinggi. Makanan yang gosong mengandung lapisan Acrylamide yang dapat memicu terbentuknya sel kanker dalam tubuh.
Kementrian Kesehatan RI menyarankan batasan minyak yang dikonsumsi oleh seseorang per harinya tidak lebih dari lima sendok makan atau 67 gram. Lebih dari itu, Anda meningkatkan resiko terkena penyakit jantung. Jadi, memakan gorengan tidak selalu buruk untuk kesehatan asal Anda memahami takaran yang sudah ditetapkan ini