Ini Dia Kisah Adrian & Eugenie Yang Sukses Dengan PUYO Silky Dessert

Makanan Yang Dianggap Sehat Tapi Ternyata Tidak
Ini Dia 6 Makanan Yang Dianggap Sehat, Padahal Tidak!
Oktober 23, 2017
Kamar Mandi Hotel Termewah di Dunia
Yuk Intip 5 Kamar Mandi Hotel Termewah di Dunia Yang Spektakuler
Oktober 31, 2017
Show all
Adrian dan Eugene Patricia Pendiri Puyo Silky Desserts

Adrian dan Eugene Patricia Pendiri Puyo Silky Desserts

Di Indonesia, peluang bisnis kuliner atau usaha di bidang makanan dan minuman termasuk suatu bisnis yang sangat menjanjikan. Selama seluruh umat manusia masih membutuhkan makan dan minum, selama itu pula juga para pelaku usaha dapat memperoleh kesempatan untuk meraup  untung besar dari bisnis dibidang ini.Ternyata disamping menjual makanan utama, jenis lain yang disukai konsumen-konsumen adalah makanan penutup (dessert). Nah, salah satu jenis dessert yang populer di sebagian besar lidah masyarakat Indonesia adalah puding. Wirausahawan yang sekarang merasakan manisnya laba dari bisnis ini adalah kakak adik yang bernama Adrian Christopher Agus dan Eugenie Patricia Agus. Mereka berdua ini telah merintis bisnis PUYO Silky Dessert sejak tahun 2013 lalu.

Ketidaksengajaan Yang Berbuah Manis

Varian Rasa PUYO Silky Dessert

Varian Rasa PUYO Silky Dessert

Setelah ditelusuri, Adrian ternyata mengaku bahwa salah satu alasan memproduksi puding awalnya hanya dikarenakan suatu iseng belaka. “Waktu itu, ayah mencoba membuat resep puding. Dan ternyata, rasa yang dihasilkan dari pudding buatan ayah enak dan berbeda daripada puding yang dijual di pasar. Dan kami melihat ini sebagai peluang potensial,” ujar pria yang baru berusia 22 tahun ini.

Awalnya mereka hanya bermodalkan uang Rp. 5 juta dari sang ayah dan kakak beradik ini mulai membeli perlengkapan dan juga beberapa peralatan untuk membuat puding. Setelah mereka bereksperimen selama kurang lebih tiga bulan, Adrian lalu menjual puding PUYO pada Juli tahun 2013. Menurut beliau, salah satu hal yang membedakan Puyo dengan puding yang lainnya berada di bahan dasar dan juga rasa. Alih-alih menggunakan susu hewani, Adrian justru lebih memilih untuk menggunakan susu nabati yang lebih sehat jika dikonsumsi. “Bukan hanya lebih sehat, puding kami juga cocok bagi orang-orang yang tidak dapat mengonsumsi susu hewani.”

PUYO Silky Dessert Sukses Memikat Hati Konsumen

Selain hal itu, PUYO ini juga menawarkan varian rasa-rasa tak biasa, misalnya ubi ungu (taro), permen karet (bubble gum), pisang, teh hijau (green tea), stroberi, cookies and cream, cokelat, mangga, dan juga hazelnut. Setiap rasa hadir dengan warna puding yang menarik dan juga berbeda satu sama lain. Perkembangan usaha Adrian dan Eugenie tidak hanya terlihat dari bertambahnya varian rasa, akan tetapi juga kapasitas produksi. Jika dulu beliau hanya mampu membuat 100 cup puding, kini tim Puyo mampu menghasilkan hingga 2.000-3.000 cup puding PUYO Silky Dessert setiap harinya.

Dalam satu kemasan puding PUYO Silky Dessert ini memiliki isi 240 gram. Adrian telah menetapkan harga untuk puding-puding tersebut dengan harga Rp12.500 per cup dan Rp135.000 untuk satu lusin cup puding. Sayang sekali, dia tidak berkeinginan untuk mengungkapkan omzet dan margin keuntungan yang dia peroleh. “Omzet PUYO ini di luar ekspektasi kami. Yang jelas, bisnis puding ini sangat berpotensi,” kata beliau.

Bermula Dari Bazaar, PUYO Kini Eksis Di Berbagai Mall

PUYO Silky Dessert

PUYO Silky Dessert

Setelah sukses menarik konsumen via media sosial, beliau juga beberapa kali mengikuti event bazaar. Dari situ, antusiasme pembeli PUYO Silky Dessert makin lama terus meningkat. Selain mengikuti bazaar, dia pun rutin dan memberanikan diri untuk membuka gerai atau booth di dalam pusat perbelanjaan (mall). Booth PUYO Silky Dessert pertama diresmikan di salah satu pusat perbelanjaan di Alam Sutera, Tangerang, Jawa Barat dan booth kedua berlokasi di daerah Jakarta Selatan.

Dikarenakan lokasinya yang terletak di mall, tidak heran pembeli puding-puding nan lezat ini datang dari kalangan anak-anak muda yang berusia mulai dari 15-25 tahun. Demikian juga, Adrian tak menampik bahwa ada juga ibu-ibu yang gemar membeli puding buatannya. “Biasanya mereka [ibu-ibu] membeli untuk keluarga, acara ulang tahun anak, atau arisan,” kata Adrian.

Jika berbicara tentang peluang, Adrian mengatakan tren bisnis makanan ini bisa naik dan turun dalam waktu singkat. Kendati saat ini merasakan sukses, dia tak lantas diam dan berpangku tangan saja. “Satu hal yang terpenting di bisnis kuliner adalah inovasi. Makanya, kami tak boleh lengah dan tetap berkreasi membuat kudapan yang unik dan enak.” Begitu katanya.

(Visited 619 times, 1 visits today)

Sign Up For More Article Like This

Comments are closed.