Apa Sih Sate Kere? Ini Dia Sate Favorit Putri Presiden Jokowi!

Pernikahan putri kedua Presiden Jokowi baru saja berlangsung beberapa hari yang lalu. Di antara jajaran katering Chilli Pari milik sang kakak, Gibran Rakabuming ada banyak jejeran kuliner khas Solo yang bisa dinikmati para tetamu yang datang. Sate kere adalah salah satunya dan konon merupakan makanan kesukaan sang mempelai wanita. Apa sih sate kere itu?

Di zaman dahulu, sate adalah makanan mewah yang biasanya hanya disantap oleh kalangan menengah ke atas. Karena harga daging sangat mahal, orang-orang kalangan bawah yang ingin menyantap makanan serupa, lantas membuat sate sendiri yang diberi nama sate kere.

Sate kere sendiri kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya sate miskin. Jajanan khas Solo yang dibuat dari tempe gembus alias tempe yang dibuat dari ampas tahu. Selain tempe, bahan lain yang biasa disertakan dalam pembuatannya adalah jeroan sapi seperti usus dan paru sapi. Sama seperti sate pada umumnya, sate kere dihidangkan bersama lontong dan bumbu kacang yang sedap.

Sate Kere Kesukaan Keluarga Presiden Jokowi

Karena sudah populer, sekarang tak terhitung banyaknya para pedagang sate kere di Kota Solo. Di antara sekian banyak pedagang, Sate Kere Mbak Tug adalah yang paling populer. Sate yang dijual di sini tidak hanya empuk, tapi juga bumbunya meresap. Karena kelezatan rasanya, warung sate satu inipun kerap menjadi langganan Pak Jokowi sekeluarga.

Cara pembuatan satenya pun tergolong mudah. Tempe gembus dan jeroan disatukan kemudian direndam dengan campuran bumbu rempah. Setelah meresap sempurna, barulah semua bahan-bahan ditusuk dan dibakar di atas arang. Kalau kesulitan mendapatkan arang, Anda bisa menggunakan kompor dan memanggangnya di atas pan atau memanggangnya dengan oven gas portable.

Ketika sate sudah matang, sama seperti sate lainnya, sate kere dihidangkan bersama bumbu kacang dan potongan lontong. Meski sekilas mirip dengan bumbu kacang biasa, bumbu di warung Sate Kere Mbak Tug sedikit lebih kental.

Hasil Kreatifitas Orang Solo Zaman Dulu

Swandani, pemilik restoran Dapur Solo bercerita bawah di zaman penjajahan dulu keadaan yang serba sulit membuat masyarakat Solo semakin kreatif dalam mengolah makanan. rere adalah salah satu contohnya.

“Sate ini hanya dibuat dari tempe gembus (dari ampas tahu). Hanya ditambah dengan jeroan dan aneka bumbu, ternyata rasanya bisa mirip sekali dengan daging. Meski dulu dianggap sebagai makan orang kere-kere (miskin), sekarang makanan ini disukai semua orang, dari berbagai kalangan dan latar belakang,” ungkap Swandana.

Simbol Kesederhanaan dalam Pernikahan Kahiyang

Kehadiran menu sate kere dalam resepsi pernikahan Kahiyang-Bobby bukan semata-mata karena sajian itu adalah resep tradisional Solo dan makanan kesukaan sang putri. Ada makna lebih dalam yang terbersit dalam makanan itu: kesederhanaan. Indra Tjahjani, salah satu penggiat pelestarian warisan budaya memuji langkah yang dilakukan oleh presiden ini.

Untuk acara resepsi dua hari, para tamu disuguhi aneka hidangan dari katering milik Gibran Rakabuming Raka. Sementara untuk sate kere yang dihidangkan, dipesan Gibran dari Yu Ngatmi, salah satu penjual sate di Solo. Untuk acara itu, Yu Ngatmi mengaku mendapat pesanan 4.000 porsi sate yang akan disajikan untuk resepsi siang sebanyak 2.000 porsi dan resepsi malam sebanyak 2.000 porsi. Bagaimana, penasaran dengan rasanya?