Sekarang kita sudah memasuki abad ke-21, di mana kita hidup di tengah-tengah akses yang tidak terbatas terhadap makanan. Dengan mudahnya akses, kita bisa mendapatkan makanan apa saja dari mana saja dalam jumlah banyak atau sedikit tanpa batasan lokasi dan status sosial. Mungkin sekarang masih banyak di antara kita yang belum pernah mencicipi daging yang dimasak di atas kompor gas atau kompor alumunium di sebuah restoran Michelin. Anda mungkin masih perlu waktu lama untuk bisa membeli caviar untuk makan malam seminggu sekali. Tapi apa yang pernah terjadi di masa lalu sebenarnya jauh lebih parah dari itu. Di masa lalu, orang-orang kaya atau bangsawan biasanya memiliki beberapa jenis makanan yang hanya bisa disantap oleh mereka. Ada norma sosial bahkan hukum yang mengaturnya. Syukurlah, seiring berjalannya waktu 5 makanan untuk kaum bangsawan ini bisa kita cicipi. Apa saja?
Anda pasti tidak pernah menyangka bahwa bahan makanan yang sekarang sangat murah ini dulunya hanya dimiliki oleh orang dengan strata sosial tinggi. Saking tingginya harga garam sampai ada idiom dalam bahasa Inggris “above the salt” untuk menggambarkan orang yang punya kedudukan tinggi. Dulu di restoran, garam biasanya diletakkan di atas meja yang tinggi, tempat orang-orang kaya makan. Ini bertujuan untuk mencegah orang yang ‘tidak layak’ makan garam, tidak memakannya. Bayangkan saja bagaimana jadinya kalau garam masih seeksklusif itu?
Bukan rahasia lagi kalau kita adalah negara penghasil rempah-rempah terbaik dunia. Saking bagusnya, negara-negara luar mulai datang berbondong-bondong ke Indonesia demi mendapatkan rempah dengan kualitas terbaik. Masakan-masakan Barat yang banyak melibatkan rempah membuat bumbu ini menjadi sangat mahal, bahkan ada yang menyebut lebih mahal dari emas. Tak heran jika hanya orang kaya yang bisa membelinya. Di Indonesia sendiri, karena monopoli kita tidak bisa mendapatkan hasil yang baik dari perdagangan ini. Untunglah sekarang zaman sudah berubah dan kita semua bisa menikmati rempah tanpa harus ada penjajahan.
Makanan penutup yang digemari oleh orang-orang di penjuru dunia ini ternyata dulunya juga merupakan makanan eksklusif. Sebelum ada di lemari es Anda, es krim dulunya sangat sulit didapatkan dan sangat istimewa. Saking istimewanya, Nero Claudius Caesar sampai mengirimkan pelayannya ke gunung selama masa Kekaisaran Romawi untuk bisa mendapatkannya. Bahkan sampai pada akhir abad ke-19 es krim, yang kemudian disebut “es krim mewah”, dibuat dengan susah payah oleh koki ahli untuk para bangsawan. Walaupun kemudian ditemukan freezer, belum semua orang bisa menyantapnya. Es krim menjadi sangat populer setelah berakhirnya Perang Dunia Ke-2 dan bisa kita nikmati sekarang.
Hampir di semua negara di dunia menyebut bahwa dulu, daging hanya bisa dibeli dan dimakan oleh orang kaya. Orang-orang Romawi dikenal sebagi pengonsumsi daging yang besar. Orang-orang miskinnya kebanyakan memakan ham atau sosis, sementara daging yang segar hanya dijual pada orang-orang kaya saja. Zaman penjahahan di Indonesia dulu, daging juga merupakan makanan eksklusif orang kaya. Karena inilah ide membuat sumber protein lain seperti tahu dan tempe muncul. Sekarang hanya dengan sebuah oven portable saja Anda bisa menikmati aneka sajian daging yang menggoda.
Syukurlah, sekarang Anda bisa membeli segelas wine dengan harga di bawah seratus ribu rupiah . Sampanye, yang pertama kali dibuat oleh Dom Perignon pada abad ke-17 hanya disajikan pada para petinggi kerajaan Perancis dan menjadi trend di kalangan orang-orang kaya. Memasuki abad ke-20, konsumsinya semakin meluas dan terciptalah varian wine yang bisa dikonsumsi oleh semua orang.