Bukan rahasia lagi kalau Indonesia punya ragam kuliner yang tak terhitung jumlahnya. Setiap daerah dari Sabang sampai Merauke memperkenalkan sajian-sajiannya yang khas. Tak jarang, ada resep yang mirip antara satu kota dengan kota lain. Sebut saja soto dan sate yang punya macam di setiap daerah. Interaksi ini ternyata tak hanya terjadi antar daerah di Nusantara saja. Pendatang dari daratan Tiongkok, India dan Arab juga meninggalkan pengaruh yang tak kalah besar. Termasuk Belanda yang sempat menjajah selama lebih dari 3 abad. Anda mungkin belum belum pernah mencoba 6 kuliner Indonesia yang diwariskan dari jaman Belanda ini. Apa saja?
Kue kering yang biasa dimasak dengan oven portable ini sering disajikan saat Lebaran ini dari namanya saja sudah berbau Belanda. Kaasstengels berasal dari bahasa Belanda yang artinya stik keju. Resepnya dibawa oleh penjajah Belanda yang konon merupakan salah satu hepjes (makanan ringan) yang populer di sana.
Cake dengan rasa manis gurih dengan aroma rempah ini beberapa waktu yang lalu didaulat CNN sebagai salah satu kue terenak di dunia. Lapis legit merupakan sajian yang kerap ada dalam rijsttafel (jamuan gaya kolonial). Pada waktu itu lapis legit lebih dikenal dengan nama spekkoek atau spekuk. Resepnya kemudian berkembang setelah masuk ke Indonesia dengan ditambahkannya aneka rempah kesukaan orang Belanda seperti kayu manis dan cengkeh.
Jika dilihat dari bentuknya, Selat Solo jelas terinspirasi dari bistik sapi khas Eropa. Selat Solo tadinya hanya disajikan untuk kamu ningrat keraton Solo. Penambagan aneka sayur rebus seperti buncis, wortel dan kentang tumbuk merupakan alasan kenapa masakan ini diberi nama selat (salad).
Sekarang, Selat Solo disajikan dengan topping keripik kentang yang renyah dengan kuah yang lebih encer dan manis serta kaya akan rempah lokal. Berbeda dengan bistik Belanda yang sausnya cenderung berkaldu dan kental.
Anda mungkin tidak menyangka kalau sajian dengan warna kecokelatan ini adalah salah satu dari peninggalan kuliner Belanda. Menurut The Javanese, kata semur berasal dari bahasa Belanda yaitu ‘smoor’ yang artinya rebusan. Orang Belanda biasanya membuat semur dari daging yang direbus di atas kompor gas atau kompor alumunium dalam waktu lama bersama tomat dan bawang. Resep semur di Indonesia kemudian berkembang, menyesuaikan dengan lidah orang Indonesia dan tentu saja kekayaan rempah kita. Di buku resep tertua yang diterbitkan pada masa Hindia Belanda, Groot Nieuw Oost-Indisch Volledig Kookboek, saja setidaknya ada 6 variasi resep semur, yaitu Smoor Ajam I, Ajam Smoor II, Smoor Ajam III, Smoor Bandjar van Kip, Smoor Bantam van Kip, dan Solosche Smoor van Kip.
Versi asli dalam bahasa Belanda dari camilan kentang ini ternyata adalah frikadeller. Frikadeller sendiri merupakan gorengan berbahan kentang dengan campuran daging. Orang Belanda juga sebelumnya mengadaptasi menu ini dari gorengan daging cincang asal Denmark.
Sekarang, perkedel kentang kerap disajikan bersama soto. Selain kentang, bahan bakunya pun semakin beragam mulai dari tahu, ikan, jagung dan lain sebagainya.
Makanan penutup khas Manado ini ternyata mulai muncul di masa penjajahan Belanda. Klappertaart berarti tart kelapa dan dibuat dari tepung terigu, susu, santan, gula, mentega dan daging buah kelapa. Rasanya yang manis dan gurih membuat klappertaart digemari tak hanya di Manado, tapi mulai menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.