Berencana traveling ke Jogja dalam waktu dekat? Selain terkenal dengan budayanya yang kental serta landmark-landmarknya yang tak terhitung, kota yang terkenal dengan julukan Kota Pelajar ini ternyata punya beragam tempat makan asyik. Berkunjung ke Jogja tentu belum afdol kalau tak menikmati aneka varian kulinernya. Bukan hanya gudeg, 10 tempat makan di Jogja dibawah ini perlu Anda masukkan ke dalam rencana perjalanan Anda jika berkunjung ke Jogja!
Meski namanya terdengar seperti perpaduan antara Western dan Jawa, rumah makan satu ini menyajikan nuansa Jawa yang sangat kental. Mulai dari alunan musik pengiring, seragam para karyawan, nuansa interior, perabotan hingga pilihan menu yang mereka sediakan.
The House of Raminten didirikan oleh Hamzah Sulaeman, seorang seniman asal Jogja pada bulan Desember 2008 lalu dan pada awalnya hanya menjual jamu dan nasi kucing saja. Sekarang mereka juga menyediakan aneka souvenir dan oleh-oleh khas Jogja. Ia mengambil nama Raminten dari karakter acara Jogja TV Pengkolan yang ia mainkan. The House of Raminten beralamat di Jalan FM Noto No. 7, Kotabaru, Gondokusuman, Yogyakarta dan buka selama 24 jam.
Jika Anda penyuka jamur atau seorang vegetarian, maka restoran satu ini tidak boleh Anda lewatkan. Jejamuran Restaurant beralamat di Jalan Magelang KM. 11, Kecamatan Sleman. Jejamuran dibuka pertama kali pada tahun 2006 oleh pemiliknya Ratidjo Hardjo Soewarno.
Awalnya ia membuka Jejamuran karena hasil panen jamur produksinya melimpah ruah. Selain memiliki perkebunan sendiri, Jejamuran juga menyediakan aneka jenis jamur yang diolah menjadi berbagai jenis makanan seperti Jamur Tumis Pedas, Sate Jamur, Telor Dadar Jamur dan Fuyunghai Jamur yang disajikan panas.
Baru pertama kali dengar nama sate ini? Sate unik Pak Pong ini beralamat di Jalan Imogiri, Bantul. Sate klathak sendiri dibuat dengan daging kambing biasa. Yang membuat sate ini unik adalah tusuknya yang tidak terbuat dari bambu seperti sate pada umumnya, tapi ditusuk dengan besi. Penggunaan besi ini ternyata bertujuan untuk membuat daging matang merata.
Tak hanya itu, bumbu yang digunakan oleh Pak Pong juga terbilang sangat minimalis: garam, merica dan kecap. Meski begitu, sate ini sangat lezat dan selalu ramai dikunjungi pelanggan.
Ingin menikmati makanan yang tercipta dari perpaduan budaya Jawa dan China? Datanglah ke Warung Nasi Goreng Beringharjo. Warung makan ini sudah buka sejak tahun 1960 namun tetap mempertahankan kelezatan resep lawasnya. Tak usah khawatir menunggu lama karena meskipun ramai, pelayanan di warung ini terbilang cepat.
Selain nasi goreng, beberapa menu di Warung Nasi Goreng Beringharjo yang juga tak kalah nikmat adalah bihun goreng dan bakmi gorengnya. Ingin coba? Silakan datang ke Jalan Pabringan 1, setelah jam 7 malam ya!
Untuk tempat makan sekaligus nongkrong yang sedang tren, Bong Kopitown bolehlah menjadi pilihan. Kafe ini awalnya hanya ada di Jakarta sejak tahun 1967 dan kemudian buka cabang di Jogja. Kafe yang menyuguhkan interior seperti penjara ini berada di Jalan Sagan Kidul, Yogyakarta.
Dengan jeruji bak penjara dan para pegawa bak sipir di balik meja kasir akan membuat Anda seolah sedang bersantap di dalam penjara. Dengan ide uniknya ini, Bong Kopitown menjadi salah satu kafe yang digandrungi anak muda Jogja maupun luar Jogja. Beberapa menu andalan yang tersedia di sini antara lain Kopi Tetes, Sapo Tahu, Penang Fried Noodle dan Rendang Spicy Noodle. Harganya pun cukup terjangkau. Bong Kopitown buka setiap hari dari jam 10 pagi sampai jam 12 malam.
Ke Jogja rasanya belum afdol kalau belum mencoba makan di angkringan. Angkringan sendiri dalam bahasa Jawa artinya tempat jual makanan keliling. Hampir di setiap sudut jalan di kota Jogja Anda dapat dengan mudah menemukan tempat makan semacam ini.
Angkringan Lik Man adalah salah satu yang paling legendaris. Letaknya di samping Stasiun Kereta Api Tugu. Ada yang menyebutnya angkringan Pak Man, Angkringan Tugu atau Angkringan Kopi Jos. Kopi hitam yang disajikan di sini dimasukkan arang panas yang membara yang disebut Kopi Jos. Beberapa menu andalan di sini adalah satu brutu (ekor ayam), sate telur puyuh, jadah bakar (beras ketan yang dibakar) dan tidak lupa nasi kucing dan gorengan.
Selain angkringan, warung makan gudeg adalah salah satu yang akan sering Anda temui jika bertandang ke Jogja. Kalau ingin makan gudeg, ada sebuah pusat gudeg di daerah Wiljan di sebelah timur alun-alun utara Kota Jogja. Di sanalah banyak pedagang gudeg berkumpul dan menjajakan dagangannya.
Jika ingin mencicipi gudeg yang legendaris, datanglah ke Gudeg Pawon. Gudeg Pawon beralamat di Jalan Dr. Soepomo, Umbulharjo. Warung gudeg ini sudah buka sejak tahun 1958, tak heran kalau pengunjungnya banyak sekali.
Keunikan gudeg ini adalah cara penyajiannya. Anda akan langsung dilayani di pawon (pawon artinya dapur) setelah dimasak di atas kompor gas atau kompor alumunium. Nikmati sepiring gudeg Anda dengan ayam dan segelas teh panas.
Jika gudeg biasa dibuat dengan nangka muda, di Manggar Manding Anda akan disuguhi sajian gudeg yang terbuat dari manggar alias bunga kelapa yang masih muda. Gudeg manggar konon dulu menjadi sajian istimwa di kerajaan yang biasanya disajikan bersama tempe bacem dan krecek.
Selain itu, manggar juga diyakini memiliki banyak khasiat untuk kesehatan termasuk memancarkan kecantikan dari dalam. Jika ingin mencoba menu kerajaan yang bisa membuat Anda semakin cantik ini silahkan datang ke Manggar Manding yang beralamat di Jalan Parangtritis KM 11,5, Manding, Bantul, Yogyakarta.
Kalau Anda adalah seorang pecinta susu, maka Kalimilk wajib masuk ke dalam daftar tempat makan yang wajib Anda datangi. Café ini menyediakan aneka olahan susu segar yang terjamin kualitasnya. Susu-susu ini diolah oleh tenaga profesional dari sebuah peternakan di kaki Gunung Merapi. Ada banyak varian rasa susu yang bisa Anda coba di sini seperti cokelat, durian, dll.
Cafenya yang didesain semi terbuka dan dilengkapi AC juga akan membuat Anda betah berlama-lama di sini. Oh ya, Kalimilk menyebut para customer mereka dengan sebutan yang unik: Neneners. Tertarik menjadi Neneners? Silakan datang ke Jalan Kaliurang KM 4,9 dan buka dari jam 11 siang sampai habis.
Belakangan tempat makan yang menyajikan mi instan memang sedang naik daun. Berbagai cara penyajian yang menarik membuat mi instan jadi makanan yang tidak akan pernah ditinggalkan. Meski sama-sama dimasak di atas kompor gas biasa, namun Mie Telap 12 yang berada di kawasan Pandean No 10 B ini disajikan istimewa sesuai dengan yang ada di bungkusnya. Misalnya Anda ingin makan mi goreng rendang, maka Anda akan benar-benar mendapat irisan daging rendang di atas mi.
Bagaimana, sudah siap berwisata kuliner di Jogja?