Selama ini saat makan daging, apakah pernah memperhatikan kualitas daging yang pesan? Mayoritas orang tidak akan memperhatikan kualitas daging karena mereka beranggapan kualitas daging sudah tercermin dari harga daging itu sendiri. Padahal, masih ada kemungkinan bahwa daging mahal yang beli seharusnya tidak semahal itu karena kurangnya pengetahuan tentang daging. Untuk menghindari tertipu saat membeli daging ataupun mengkonsumsi makanan berbahan dasar daging sapi khususnya steak, harus tahu tentang kualitas daging sapi yang ada di pasaran.
Pada dasarnya daging-daging sapi yang ada di dunia dibedakan kelasnya berdasarkan kualitas yang dimiliki. Untuk melihat kualitas daging itu sendiri, bisa melihat dari banyak marbling pada daging. Jika belum tahu, marbling adalah guratan-guratan putih yang tersebar pada daging. Sebagai informasi tambahan, guratan-guratan putih yang disebut sebagai marbling tadi adalah kumpulan butiran lemak yang terdapat dalam jaringan serat-serat daging.
Anda harus tahu bahwa tingkatan marbling ini sangat mempengaruhi palatabilitas daging. Semakin banyak marbling, maka semakin juicy, lembut dan beraroma dagingnya. Ini semua karena kandungan lemak yang tinggi pada daging yang marblingnya banyak.
Jika mencari daging kualitas terbaik yang penuh dengan marbling maka wagyu adalah jawabannya. Pada dasarnya, wagyu ini adalah bahasa Jepang yang memiliki arti sapi Jepang. Secara genetik, sapi Jepang memang memiliki marbling yang lebih banyak dibandingkan dengan jenis sapi lainnya.
Lalu kenapa sapi Jepang bisa memiliki marbling yang banyak? Simak beberapa alasannya berikut ini ya..
Namun, apa tahu bahwa wagyu saat ini tidak hanya mengacu pada sapi Jepang saja. Karena kualitas daging sapi Jepang yang sangat bagus, maka wagyu juga diimpor ke luar Jepang. Pengimporan sapi Jepang ini bertujuan untuk disilangkan dengan sapi lokal untuk bisa memperoleh daging premium tanpa harus impor lagi dari Jepang.
Jadi saat ini sudah ada wagyu Jepang, Amerika dan Australia dengan kualitas daging premium dan banyak marblingnya. Dari sini, yuk kita simak ulasan mengenai wagyu dari ketiga negara tersebut:
Awal mula kemunculan wagyu Amerika adalah sapi Jepang impor dari Perfektur Tottori, Jepang di tahun 1976. Di Amerika Serikat sendiri ada label tingkatan pada daging-daging sapi berdasarkan ketentuan dari USDA (The United States Departement of Agriculture) yaitu:
Sejak tahun 1990-an Australia mulai mengimpor sapi Jepang dan hingga saat ini salah satu pasar utama wagyu Australia adalah Indonesia. Di Australia, daging sapi dibedakan menjadi 9 kelas di mana kelas 0 untuk daging yang tidak memiliki marbling sama sekali. Sedangkan untuk kelas 9 diisi oleh daging-daging yang kaya marbling.
Jepang ternyata memiliki standard paling tinggi dan paling ketat untuk masalah daging. Di Jepang hanya ada dua cara untuk melihat kualitas daging yaitu sebagai berikut:
Daging yang dilambangkan dengan huruf A merupakan daging yang berasal dari sapi ras wagyu asli. Kemudian daging dengan lambang B berarti berasal dari sapi wagyu yang telah dikawin silangkan dengan sapi lain. Kemudian lambang C berarti daging dari sapi asal Eropa seperti Angus dan Holstein.
Tingkatan kualitas ini dilambangkan dengan angka. Di mana angka 1 berarti paling rendah dan angka 5 paling tinggi. Tingkatan ini dinilai berdasarkan warna, tekstur, marbling dan warna lemak daging.
Sebagai informasi, mayoritas restoran-restoran di Jepang hanya akan menggunakan daging kualitas A, di mana salah satu yang termasuk dalam kategori ini adalah Kobe Beef yang merupakan daging termahal di dunia dengan tingkatan Beef Marbling Strd berada di tingkat paling tinggi yaitu 10-12.
Semoga informasi di atas bermanfaat untuk semua ya..